DENGAN ETIKA
PROFESI
A.
Pengertian Nilai Sosial Budaya
Pengertian kebudayaan : berasal dari
bahasa sansekerta buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi
yang berarti budi atau akal. Istilah lain dari kebudayaan
adalah Culture (Inggris).Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.(Soerjono
Soekanto, Pengantar Sosiologi, hal 188-189). Inti kebudayaan setiap masyarakat
adalah sistem nilai yang dianut oleh masyarakat pendukung kebudayaan yang
bersangkutan. Sistem nilai tersebut mencakup konsepsi-konsepsi abstrak
tentangapa yang dianggap buruk “harus dihindari” dan apa yang dianggap baik
“harus selalu diikuti” (Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi. Hal. 208).
Sistem nilai tersebut perlu lebih dikongkritkan kedalam norma-norma, yang dapat
dijadikan patokan atau pedoman dalam berperilaku secara pantas : Norma moral,
norma hukum, norma sopan santun.
Ada
beberapa pengertian tentang nilai / value, yaitu sebagai berikut :
1) Sesuatu yang baik,
sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang berharga, sesuatu yang bermanfaat, dan
menurut kodratnya bersifat positif (K. Bertens).
2) Secara umum : sesuatu yang berharga,
keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan
hati nuraninya.(pengertian secara umum);
3) Seperangkat keyakinan dan sikap
pribadi seseorang tentang : kebenaran, keindahan, dan penghargaan terhadap
suatu pemikiran, obyek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan
memberikan arah serta makna bagi kehidupan seseorang (Simon, 1973)
4) Keyakinan seseorang tentang sesuatu
yang berharga, kebenaran atau keyakinan mengenai ide-ide, objek atau perilaku
khusus (Czimowski,1974)
5) Pilihan bebas, keyakinan atau sifat
yang menetap mengenai penghargaan terhadap sesuatu : pribadi, benda, ide, atau
tindakan. (Barbara Kozier, Glenora Erb, Kathleen Blais.P.87)
Setiap perawat memiliki
nilai dan perilaku pribadi masing-masing.Kode etik profesi membawa perubahan
perilaku personal kepada perilaku professional dan menjadi pedoman bagi
tanggungjawab perorangan sebagai anggota profesi dan tanggungjawab sebagai
warga Negara. Tanggungjawab professional berdasarkan anggapan bahwa profesi
keperawatan bekerja sama dengan kelompok asuhan kesehatan (kelompok asuhan yang
di maksud adalah profesi dokter, ahligizi, tenaga farmasi, tenaga laboratorium,
kesehatan lingkungan,dsb) untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi penderitaan,
dan menemukan pencapaian tujuan berdasarkan kebutuhan manusiawi. Setiap perawat
harus bertanggungjawab kepada seseorang yang sakit maupun sehat, keluarganya,
dan masyarakat.
Tanggungjawab ini
memerlukan pelaksanaan etika yang berkaitan dengan peraturan yang relevan
dengan keperawatan. Tanggungjawab ini antara lain:
1.
Perawat melaksanakan pelayanan dengan
menghargai derajat manusia, tidak membedakan kebangsaan.
2.
Perawat melindungi hak pasien/klien, kerahasiaan
pasien, melibatkan diri hanya terhadap hal yang relevan dengan askep.
3.
Perawat mempertahankan kompetensinya
dalam praktik keperawatan, mengenal dan menerima tanggungjawab untuk kegiatan
dan keputusan yang akan di ambil.
4.
Perawat melindungi pasien/klien bila
keperawatan dan keselamatannya diganggu oleh orang-orang yang tidak berwenang,
tidak etis, atau tidak legal.
5.
Perawat mempertimbangkan orang lain
dengan kriteria tertentu apabila akan mendelegasikan tugas atau menunjuk
seseorang untuk melakukan kegiatan keperawatan.
6.
Perawat berpartisipasi dalam kegiatan
riset bila hak individu yang menjadi subjek dilindungi.
7.
Perawat berpartisipasi dalam usaha
profesi untuk meningkatkan standar taktik dan pendidikan keperawatan.
8.
Perawat bertindak melalui organisasi
profesi, berperan serta dalam mengadakan dan mempertahankan kondisi pekerjaan
yang memungkinkan kualitas asuhan keperawatan yang tinggi.
9.
Perawat bekerjasama dengan anggota
profesi kesehatan dan orang lain dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
10.
Perawat menolak tawaran untuk subjek
advertensi atau promosi komersial.
Kode etik keperawatan ditanamkan
kepada para perawat sejak dalam pendidikan keperawatan.Sekolah keperawatan
bertanggung jawab atas pemilihan calon-calon perawat yang mampu melaksanakan kode
etik. Tanggung jawab lain sekolah keperawatan adalah membuatkondisi yang
memungkinkan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan kode etik. Pengajar dan
staf sekolah membantu peserta didik untuk mengetahui perilaku yang dapat
diterima dan dikembangkan sebagai perilaku perawat.
B. Cara Pembentukan/ Pembelajaran Nilai.
1) Memberi contoh/ teladan tingkah laku
yang dapat diterima orang lain.
2)
Meyakinkan dengan membujuk atau memberi motivasi.
3)
Pendidikan budaya/ kultural dan agama.
4)
Memberikan kesempatan atau memilih secara bertanggung jawab.
5)
Menetapkan peraturan
6)
Memberikan ganjaran hal yang baik/ benar dan hukum untuk hal yang tidakbaik/
salah.
Ciri-ciri nilai adalah sebagai
berikut :
1)
Nilai bersifat pribadi dan berkembang dari pengalaman.
2)
Nilai-nilai membentuk dasar perilaku seseorang.
3)
Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola perilaku
yangkonsisten.
4)
Nilai-nilai menjadi kontrol internal untuk perilaku seseorang.
5)
Nilai-nilai mempunyai komponen intelektual dan emosional.
Macam-Macam Nilai :
1) Nilai Personal : adalah nilai-nilai
yang dimiliki oleh masing-masing individuyang merupakan internalisasi dari
beberapa atau semua nilai-nilai yangdipelajari dan diterima dari nilai-nilai
yang ada. Nilai-nilai tersebut dipelajari di rumah sejak kecil oleh anak-anak
serta berkembang sepanjang kehidupannya.
Contoh :Kejujuran, Keterbukaan,
Kemandirian, Menghargai orang lain, Rasa humor, Waktu senggang, Teliti,
Perhatian, Religius, Cinta, Damai, Keindahan, Tanggung jawab.
2) Nilai Sosial Budaya : adalah
nilai-nilai yang dimiliki dan diterima oleh sebagian terbesar masyarakat dan
berlaku dimasyarakat yang bersangkutan.
Contoh :Kehidupan, hak-hak individu,
Otonomi, Kebebasan, Kekuasaan, Kesehatan,Kekayaan, Pendidikan, Kenyamanan,
Belas kasih, Keadilan, Kesopanan,Ramah.
3) Nilai Profesional : adalah
nilai-nilai yang seharusnya dimiliki dan diterima oleh semua anggota profesi
yang bersangkutan.
Contoh : untuk profesi keperawatan nilai
yang mendasar/pokok/utama adalah “Caring”. Kurtz dan Warry (1991) mengemukakan
bahwa “caring” dapat merupakan pengobatan/ penyembuhan.
Nilai
profesional sering merupakan cerminan dan pengembangan dari nilai-nilai personal.
Perawat memperoleh nilai-nilai profesional ketika ia bersosialisasi dalam keperawatan
dari (kode etik, pengalaman merawat, pendidik/pembimbing, dan sesama perawat).
Secara garis besar “Watson” mengemukakan empat nilai penting yang perludalam
perawatan yaitu :
1)
Komitmen yang kuat terhadap pelayanan.
2)
Meyakini dan menghargai martabat setiap pribadi.
3)
Komitmen terhadap pendidikan.
4)
Otonomi
6.
Nilai-nilai Esensial Perawat Profesional :
(Essensial Of college
and University Education For professional Nursing (1986), Washington DC.
American Assosiation Of College Of Nursing) mengemukakan
nilai-nilai profesional sebagai berikut:
1) Aesthetics
: Menciptakan sesuatu yang indah/menarik yang dapat memuaskan dan menyenangkan
klien/orang lain.
·
Sikap/Kualitas kepribadian :
Appreciation : menghargai orang lain dengan keindahan/ hal-hal yang
menarik/menyenangkan.
Contoh : Menyesuaikan
lingkungan sehingga menyenangkan klien.
·
Sikap/Kualitas kepribadian : Creativity
: kreatifitas menciptakan suatu hal yang menarik/menyenangkan.
Contoh : Menciptakan
lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
2) Altruism
: Kepedulian terhadap kesejahteraan atau keselamatan orang lain
·
Sikap/kualitas pribadi : Caring :
semangat untuk membantu/ menolong orang lain dengan penuh kasih saying.
Contoh : Memberikan
perhatian penuh kepada klien saat mermberikan pelayanan keperawatan.
3) Equality
: memperlakukan klien tanpa diskriminasi (sama hak, sama kehormatan ataupun
tidak membedakan status individu).
·
Sikap/ kualitas pribadi : Acceptance :
menerima orang lain apa adanya
Contoh : Memberikan
pelayanan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan klien tanpamempedulikan
karakteristikindividu.
4) Freedom
: Kemampuan dan kebebasan untuk melakukan pilihan
·
Sikap/kualitas pribadi : Independence :
memiliki kemandirian untuk memutuskan hal yang baik untuk orang lain.
Contoh : Mendukung
diadakannya diskusi terbuka tentang masalah-masalah yang kontroversial dalam
profesi.
5) Human Dignity
: menghormati/ menghargai martabat dan hak klien sebagaiindividu yang unik.
·
Sikap/kualitas pribadi : Consideration :
perhatian terhadap kebutuhan orang lain.
Contoh : Melindungi hak individu
untuk mendapatkan privasi.
Nilai
etis yang mendasari praktek keperawatan tidak selalu merupakan bagian dari
sistem nilai personal perawat.Oleh karena itu perawat perlu terus belajar untuk
menjadi peka terhadap perasaan dan kebutuhan pasien.
C.
Pertentangan Nilai
Dengan berubahnya lingkup praktek
keperawatan dan teknologi medis, maka tanggung jawab keperawatan dapat
menimbulkan konflik dengan nilai-nilai personal/pribadi perawat, misalnya :
·
Atasan membutuhkan bantuan aborsi
terapeutik, akan tetapi hal ini bertentangan dengan nilai-nilai personalnya.
·
Memperpanjang kehidupan pasien yang
tidak responsive menggunakanmesin.
·
Tidak memasukkan darah karena keyakinan
agamanya.
·
Tidak membantu melakukan KB dengan cara
sterilisasi atau penggugurankarena keyakinan agamanya.
Dengan kemajuan IPTEK, terjadinya
konflik semakin tinggi, untuk itu perlumelakukan klarifikasi nilai.
D. Klarifikasi Nilai
Klarifikasi nilai adalah : proses dimana
individu mengidentifikasi, menguji dan mengembangkan nilai individu mereka
sendiri. Dengan klarifikasi nilai, seseorang dapat meningkatkan pertumbuhan
pribadi melalui perkembangan kesadaran, empati dan wawasan.Teori klarifikasi
dikembangkan oleh (Raths, Harmin dan Simon pada tahun 1978). Proses klarifikasi
nilai meliputi komponen : kognitif, afektif dan perilaku yang ditunjukkan
dengan tiga kegiatan utama yaitu : memilih, menghargai dan bertindak.
E. Membantu Klien Mengidentifikasi Nilai.
1) Buat daftar alternatif tindakan dan
segala konsekuensinya. Tanyakan pada pasien apakah pasien sudah
mempertimbangkan cara tindakan lainnya ?
2) Periksa konsekuensi-konsekuensi yang
mungkin terjadi dari pilihan tersebut. Tanyakan keuntungan apa yang diperoleh
dengan pilihan tersebut..
3) Pilihlah secara bebas. Tanyakan :
Apakah ada yang ingin anda katakana sehubungan dengan pilihan tersebut ? apakah
anda sudah punya pilihan ?
4) Merasa baik, tenang, mantap dengan
pilihannya. Tanyakan bagaimana perasaan pasien setelah menentukan pilihannya,
apakah ia merasa pilihannya baik, tenang, dan mantap?
5) Tegaskan pilihan tersebut. Tanyakan,
apa yang akan dikatakan kepada orang lain (keluarga, teman) tentang pilihannya
itu.
6) Bertindaklah atas dasar pilihan itu.
Untuk menguji apakah klien sudah siap bertindak dengan keputusannya itu,
tanyakan : Apakah keputusannya itu sulit dikatakan kepada isterinya/ suaminya/
orang tuanya ?
7) Bertindak dengan suatu pola dan
konsisten. Untuk mengetahui apakah klien bertindak secara konsisten atau tidak,
tanyakan : Berapa kali pasien telah melakukan, dan bagaimana tindakan
selanjutnya ?
F. Hubungan Sosial Budaya dengan Etika Profesi
Salah
satu bentuk kongkrit dari sistem nilai yang dijadikan norma bagi masyarakat
profesi adalah “Kode Etik Profesi”. Kode Etik Profesi, merupakan pedoman dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam Kode
Etik merupakan bagian dari nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat.
Nilai-nilai social budaya yang sesuai dan perlu untuk tetap dilaksanakan antara
: ramah, baik hati, dapat dipercaya, tanggung jawab, cakap dan terampil, gotong
royong/kerjasama, saling menghormati terutama kepada yang lebih tua, baik dalam
usia, pengalaman, pendidikan maupun kedudukan dalam masyarakat. Penghormatan
kepada orang lain dengan sopan santun misalnya dengan : mendahulukan mereka
untuk lewat, memberi tempat duduk, memberi kesempatan berbicara lebih dahulu,
mengucapkan salam, dan ucapan terima kasih pada setiap jasa sekecil apapun. Kebiasaan-kebiasaan
tersebut berlaku tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Negara lain seperti
Asia, Eropa, dan Amerika.Nilai-nilai sosial budaya yang sesuai dengan etika
Profesi tersebut diharapkan oleh masyarakat untuk tetap dimiliki, diwujudkan
dalam perilaku para perawat profesional dalam melaksanakan tugasnya.Dimanapun
perawat profesional tersebut bertugas melaksanakan asuhan keperawatan, disitu
pulalah perawat juga perlu menjunjung dan menghormati nilai-nilai sosial budaya
yang ada di masyarakat setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar